Sunday, October 11, 2009

Aduhai...Laris Manis Gamis Manohara

Detikcom - Drama Manohara Odelia Pinot membawa berkah bisnis. Munculnya Manohara di Sinetron menjadi berkah tersendiri, salah satunya bagi para pedagang pakaian.

Gamis yang sering kali dipakai Manohara di dalam sinetron justru membuahkan tren fenomenal. Semua orang kini ingin memiliki gamis Manohara.

Kini model gamis yang diklaim oleh banyak pedagang sebagai gamis Manohara diburu oleh para kaum hawa baik tua maupun muda, demi mendapat kepuasan untuk mengikuti tren model.

Rini salah satu pemilik Toko Marsya di kawasan Pasar Tanah Abang Blok A mengatakan tren fenomena gamis Manohara atau jenis pakaian lainnya yang dipakai Manohara tidak terlepas dari kemunculan gadis cantik tersebut di televisi belakangan ini. Ia mangaku merasa senang mendapat berkah rezeki dari menggeliatnya permintaan gamis Manohara.

Selengkapnya, baca di sini

Modifikasi Busana Muslim dengan Busana Nusantara

KOMPAS.com - Berkerudung merupakan salah satu cara bagi wanita Muslim menutup auratnya. Namun, kebanyakan pakaian Muslim di dunia masih berkiblat kepada pakaian wanita Timur Tengah, contohnya kaftan dan tunik. Padahal, Indonesia memiliki berbagai suku yang masing-masing mempunyai pakaian khas daerahnya. Mengapa kekayaan ini tak dimanfaatkan?

Melihat adanya kekosongan dalam busana Muslim dengan sentuhan busana nusantara, tergeraklah Tini Sardadi dan Amy Wirabudi. Kedua wanita, yang pernah berkolaborasi dalam menuliskan buku-buku seperti Serasi & Gaya Berkerudung dan Serasi & Gaya Berkain ini, baru saja meluncurkan buku Seri Muslimah. Buku, yang dirilis secara resmi pada Rabu (15/9) di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, ini terdiri atas dua seri, yakni; Seri Muslimah Berbusana Nusantara dan Seri Muslimah Kerudung Khasanah Nusantara

Kedua perancang ini sepakat bahwa Indonesia, yang merupakan salah satu negara dengan penganut agama Islam terbesar di dunia, sebenarnya mampu menampilkan tren busana Muslimnya sendiri. Tini dan Amy berkeinginan untuk memadukan busana Muslim dengan busana nusantara, sebagai pilihan wanita Muslim di tanah air. Keduanya lalu menggaet desainer kenamaan Ghea Panggabean untuk mengisi halaman-halaman buku Seri Muslimah.

Selengkapnya silakan dibaca di sini

Monday, September 7, 2009

Mematahkan Stereotip Lewat Busana Muslim


Republika Online: Bagaimanakah jutaan umat Islam yang hidup di negara-negara Barat bisa mendapatkan pakaian yang mencerminkan seorang Muslim? Dulu, mencari busana yang layak dikenakan seorang Muslim di Barat, ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Sebagian besar umat Islam pun mengeluh lantaran susah menemukan pakaian yang pantas untuk dikenakan.


Kini, dunia fesyen Barat mulai melirik umat Muslim, pangsa pasar yang menggiurkan. Berbagai macam festival fesyen bergaya Muslim diadakan di Barat. Desainer busana Muslim pun bermunculan. Tetapi, apakah perkembangan fesyen Muslim merupakan sesuatu yang positif?

Melih Kesmen, seorang desainer Muslim keturunan Turki yang tinggal di Jerman, menilai busana Muslim yang diciptakannya bertujuan untuk mematahkan dan melawan stereotip Barat terhadap Islam. Kesmen terdorong untuk menciptakan produk busana Muslim setelah terjadinya Peristiwa 11 September 2001.

Pascaperistiwa itu, Islam disudutkan dan dituding sebagai teroris. Tak lama setelah itu, berlindung di balik kebebasan berekspresi, media Barat pun mulai menistakan Nabi Muhammad SAW lewat kartun. Ia pun tergerak untuk melawan stereotip itu lewat produk bermerek StyleIslam.


Selanjutnya bisa dibaca di sini


Wassalam,


Manet Busana Muslim


Saturday, September 5, 2009

Turun, Penjualan Busana Muslim di Tanah Abang


JAKARTA, KOMPAS.com - Dibandingkan dengan bulan Ramadhan tahun lalu, penjualan busana muslim di pusat grosir garmen dan tekstil Pasar Tanah Abang menurun drastis. Angka penjualan diperkirakan menurun 30 persen dibandingkan tahun lalu.


Dinda (43), pedagang busana muslim wanita di Pasar Blok A Tanah Abang, mengakui omzet penjualannya pada awal Ramadhan tahun ini menurun drastis. "Kalau tahun lalu, sejak seminggu sebelum masuk puasa sudah mulai rame. Tahun ini, hampir dua minggu puasa penjualan enggak jauh beda dengan hari biasa," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (30/8).


Dinda mengatakan, permintaan terhadap busana muslim terutama untuk wanita turun jauh hingga mencapai 30 persen. Jika tahun lalu ia bisa mencapai omzet tertinggi hingga Rp 6 juta per hari, pada Ramadhan kali ini paling tinggi hanya Rp 3 hingga Rp 4 juta per hari. "Itu juga sudah dikurangi dengan biaya operasional yang terus meningkat," tambahnya.


Padahal, menurut wanita yang sudah berjualan di Tanah Abang sejak tahun 2007 ini, untuk Ramadhan kali ini harga dari produsen tidak dinaikkan. Ia mengakui tidak berani menaikkan harga karena ketatnya persaingan antar-pedagang busana muslim di Tanah Abang.


Selanjutnya baca di sini


Teladan Berbisnis dari Rasulullah


Kondisi perekonomian dunia yang dipanglimai oleh Amerika Serikat dan negara-negara barat katanya sedang terpuruk. Saya adalah pengguna aktif Twitter, sebuah situs social networking, yang setiap saat selalu mendapatkan berita terkini dari beberapa situs berita yang saya ikuti seperti New York Times, CNN atau BBC. Beritanya seram-seram. PHK di mana-mana, keluarga-keluarga di Amerika mulai mengetatkan ikat pinggang.


Saya pun berpikir, kenapa ekonomi negara adi daya itu bisa terpuruk? Bukankah hampir semua praktisi handal dan pemikir tulen di bidang bisnis dan keuangan bercokol di sana. Buku-buku bisnis terbaik dan terlaris selalu berasal dari sana. Bukankah sebagian besar perusahaan Fortune 500 berasal dari sana? Apa yang terjadi?


Selidik punya selidik, ternyata masalahnya bukanlah karena mereka kurang ilmu atau sarana pendukung bisnis yang canggih. Mereka punya semua alat itu. Mereka semua punya senjata untuk memenangkan persaingan bisnis. Masalahnya bukanlah soal senjatanya, melainkan siapa dan bagaimana menggunakan senjata itu. Man behind the gun.


Inilah yang kurang disentuh oleh para praktisi dan pemikir bisnis di sana. Ketika kapitalisme di-leverage sedemikian rupa sehingga kita tidak tahu lagi bagaimana proses barang bisa menjadi uang dan uang itu pun telah bermutasi menjadi bentuk-bentuk yang kita sendiri tidak mengerti dari mana asalnya. Di situlah, peran nurani manusia sebagai pengendali terpinggirkan. Keserakahan tanpa batas seperti dicontohkan oleh Bernie Madoff dan kawan-kawannya, telah mengantarkan kapitalisme yang dibanggakan selama ini ke jurang terdalam.


Perusahaan-perusahaan besar itu jatuh bukan karena kalah oleh penguasaan ilmu manajemen dan teknologi. Mereka jatuh terpuruk karena keserakahan dan cacat karakter yang dilakukan oleh para pemimpin dan pengelola perusahaan-perusahaan itu.


Belakangan, banyak buku bisnis mencoba mengangkat kualitas-kualitas terbaik dari organisasi-organisasi bisnis terbaik. Ternyata mereka menemukan bahwa peran nilai, budaya dan karakter yang dibangun di organisasi itulah sebagai ujung tombak kesuksesan mereka. Zappos.com, sebuah toko sepatu online yang berusia 10 tahun, mencengangkan dunia bisnis online karena diakuisisi oleh Amazon.com senilai hampir 1 miliar dollar. Kenapa Amazon kepincut dengan Zappos? Bukankah Amazon secara teknologi dan kemampuan lebih kuat dibandingkan Zappos? Amazon tertarik dengan Zappos karena budaya pelayanan dan karakter yang dibangun oleh Zappos yang dikomandani oleh Tony Hsieh yang inspiratif itu.


Karakter, inilah nilai-nilai yang dibangun dan dicontohkan oleh Rasulullah sejak berabad-abad lalu. Sebagai muslim, kita sering terpukau dengan ilmu-ilmu dari barat yang jika ditelurusi ternyata sudah dipraktekkan oleh Rasul namun kurang kita pahami dengan baik.


Apa saja nilai warisan dari Rasul yang bisa kita tiru sebagai pengikutnya? Sebagaimana kita ketahui, Rasullullah Muhammad SAW. adalah seorang pebisnis sukses. Beliau menjalani hidup sebagai pebisnis selama 25 tahun, mulai dari ussia 15 sampai 40 tahun. Sementara masa kerasulan beliau hanya 23 tahun.

Beliau menjadikan bekerja sebagai ladang menjemput surga. Kejujuran (As Siddiqh) dan kepercayaan (Al Amin) menjadi prinsip utamanya dalam berbisnis. Beliau juga seorang yang cerdas (Fathonah) dengan memiliki pikiran visioner, kreatif, dan inovatif. Rasulullah juga pintar dalam mempromosikan diri dan bisnisnya (Tabligh). Istilah sekarang adalah pemasaran atau marketing.


Keempat kualitas pribadi ini menyatu dalam diri beliau menjadi karakter yang kuat dan melekatlah personal branding "Al Amin" yang kemudian menjadi semacam "jaminan mutu" terhadap siapa saja yang ingin berbisnis dan bertransakti dengan beliau. Maka, terbukalah kesempatan baginya untuk berbisnis tanpa modal alias dengan menjalankan modal orang lain.



Rasululah menjalankan kerja sama dengan sistem upah maupun bagi hasil (mudharabah) dengan Siti Khadijah, seorang pengusaha wanita yang kaya. Kadang-kadang dalam kontraknya Muhammad sebagai pengelola (mudharib) dan Khadijah sebagai sleeping partner(shahibul maal) dan sama-sama berbagi atas keuntungan maupun kerugian. Terkadang pula Muhammad menjadi pebisnis yang digaji/medapatkan upah untuk mengelola barang dagangan Khadijah. Diantaranya Khadijah pernah mempercayakan kepadanya modal untuk bertolak ke Syiria.


Dalam sebuah pengajian, KH Abdullah Gymnastiar pernah berkisah bahwa kejujuran adalah sesuatu barang langka di dunia bisnis saat ini. Maka, ketika muncul seorang pebisnis dengan citra kejujuran di dalam dirinya, niscaya ia akan menjadi "wealth attractor". Para mitra akan senang berbisnis dengannya, supplier akan mendahulukan pesanannya, pelanggan pasti tidak tertipu dengan janji-janji yang diberikannya, karyawan pun tentu akan lebih loyal kepadanya.


Seorang kerabat saya beberapa bulan lalu kehilangan 3 buah ruko berikut isinya hangus terbakar api. Miliaran rupiah jerih payahnya selama bertahun-tahun hancur dalam sekejap. Secara hitungan bisnis, ia sudah tamat. Sulit untuk bangkit lagi. Tapi kenyataan berbicara lain. Dalam waktu tidak lama bisnisnya bangkit lagi dan bahkan melebihi besaran bisnis sebelum terbakar. Kenapa? Karena mitra suppliernya mendukungnya dengan sepenuh hati agar bisnisnya bangkit kembali. Mereka memberikan barang dagangan tanpa perlu pembayaran dan jaminan apa pun. Reputasinya yang baik dan kejujurannya telah menyelamatkannya dan membangkitkan bisnisnya kembali. Itulah contoh dari teladan Rasulullah yang telah dibuktikan keberhasilannya.



Selain jujur, Rasulullah juga seorang pebisnis yang smart. Kecerdasan beliau berbisnis juga sangat diakui. Beliau pernah menjual barang dagangan dan meraih keuntungan dua kali lipat dibanding pebisnis-pebisnis yang lain. Ketika Khadijah mendapatinya dengan keuntungan yang sangat besar yang belum pernah diraih siapapun sebelumnya maka Khadijah memberikan keuntungan yang lebih besar daripada yang telah mereka berdua sepakati sebelumnya.

Dari uraian di atas tergambar bahwa Rasulullah adalah seorang pelaku bisnis yang sangat sukses di jamannya. Ada dua prinsip utama yang patut diteladani oleh kita sebagai ummatnya dalam berbisnis. Pertama, uang ternyata bukanlah modal utama dalam berbisnis. Bisnis bisa dilakukan tanpa modal uang sama sekali. Personal branding beliau yang dikenal sebagai "Al Amin" atau dapat dipercaya adalah pengungkit utama kesuksesan bisnisnya.


Kedua, kecerdasan berbisnis atau kompetensi sangat diperlukan dalam mengembangkan bisnis. Modal uang tanpa kecerdasan bisnis tidak ada artinya. Seluk beluk aktivitas bisnis harus dikuasai dengan baik.Rasulullah mengetahui seluk beluk berbisnis sejak dini ketika magang bersama pamannya. Beliau mengetahui di mana pasar yang membutuhkan produknya dan di mana sumber-sumber produk tersebut untuk dijual.


Beliau mengetahui bahwa untuk menjalankan bisnis yang sukses dan berkelanjutan harus ditempuh dengan cara-cara yang baik pula. Teladan ini semakin selaras dengan temuan-temuan mutakhir teori ekonomi dan bisnis modern. Teori-teori itu semakin mendekatkan kepada ajaran-ajaran mulia dari Rasulullah SAW.


Thursday, September 3, 2009

Jelang Lebaran, Permintaan Busana Muslim Melonjak


Okezone: LEBARAN kerap diwarnai dengan barang yang serbabaru. Tidak heran kalau sejak sekarang masyarakat sudah mulai memburu pakaian serbabaru itu. Salah satu tempat buruan masyarakat adalah pusat grosir. Tidak heran kalau penjualan pakaian di pusat grosir menjelang hari raya Idul Fitri (Lebaran) cenderung mengalami peningkatan.


Kenaikan permintaan pakaian itu meningkat selain karena kondisi ekonomi yang mulai membaik juga karena ada kecenderungan masyarakat memaksa membeli pakaian baru menjelang Lebaran. Tak pelak, momen menjelang Lebaran ini dijadikan pedagang untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya.


Bahkan, pengunjung di pusat grosir tidak hanya membeli kebutuhan Lebaran, tapi juga untuk dijual kembali. Pasalnya, sejumlah pusat grosir selain melayani pembeli eceran juga melayani pembeli grosiran. Pada saat seperti ini, biasanya pembeli sudah berjubel memenuhi gang-gang pasar.


Kebanyakan pembeli menyerbu pakaian muslim yang akan dipergunakan pada hari raya Idul Fitri. Karena sebagian besar konsumen di pusat grosir adalah masyarakat kelas menengah, maka jenis pakaian yang banyak diburu para pembeli yakni baju muslim dan sarung. Baik baju muslim maupun sarung dijualnya Rp50 hingga Rp200 ribu.


Masyarakat membeli busana muslim-muslimah dimaksudkan untuk menyambut Ramadan, semisal membeli baju koko untuk persiapan mengikuti tarawih di masjid yang ada di kampungnya karena baju koko yang lama sudah lusuh. Atau dijual kembali di daerahnya masing-masing.


Selengkapnya silakan dibaca di sini


Thursday, August 20, 2009

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, Mohon Maaf Lahir dan Batin

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Kami segenap keluarga besar Manet Busana Muslim mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa. Semoga amal ibadah kita mendapat pahala terbaik dari Allah SWT. Amiin...

Tak lupa kami menyampaikan permohonan maaf, agar dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya atas segala kekurangan dan kealpaan kami selama ini baik yang disengaja maupun tidak. Karena segala kelebihan itu adalah dari Allah dan segala kekurangan itu adalah dari diri kami sendiri.

Semoga bulan Ramadhan ini kita dapat mempersembahkan yang terbaik kepada Allah dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari kita dalam berinteraksi sesama insan.

Mari kita sambut Ramadhan kali ini dengan tekad untuk melakukan yang terbaik untuk Allah dan sesama mahluknya.

Semoga Ramadhan ini membawa kebaikan kita semua.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Manet Busana Muslim

Saturday, August 15, 2009

Majalah Pengusaha: Manet, Menjaga Brand dan Kualitas

Dalam edisi terbaru menyambut lebaran kali ini, Majalah Pengusaha mengangkat bisnis-bisnis yag terkait dengan momen sekali setahun yang diarayakan oleh ummat Islam ini.

Produk-produk yang diangkat antara lain: Toko buku Islam, perlengkapan ibadah, jasa logistik, jasa travel, kue-kue dan makanan, parcel, busana muslim termasuk untuk wanita, pria, anak-anak serta jilbab.

Untuk edisi kali ini Manet Busana Muslim berkesempatan ditampilkan profilnya dengan mengangkat topik fluktuasi penjualan dan persiapan menjelang peak season ini.

Apa yang dilakukan Manet dalam menyambut hari raya ini?

Bagaimana penjualan Manet saat menjelang peak season ini?

Bagaimana cara Manet menjaga kualitas dan brand-nya?

Temukan jawabannya di Majalah Pengusaha terbaru edisi 97, Agustus 2009.

Wassalam,

Manet Busana Muslim

Tuesday, July 14, 2009

Mengintip Koleksi Terbaru Manet Busana Muslim Festive Collection 2009




Inilah beberapa di antara lebih dari 50 koleksi terbaru Manet Busana Muslim edisi khusus menyambut Ramadhan dan Idul Fitri. Bagaimana pendapat anda?

Insya Allah dalam waktu tidak lama lagi koleksi ini sudah bisa anda dapatkan. Tunggu informasi selanjutnya dari kami.

Wassalamu'alaikum WW,
Manet Busana Muslim

Monday, July 13, 2009

Segera Hadir, Katalog Edisi Terbaru Menyambut Ramadhan dan Idul Fitri

Insya Allah dalam beberapa hari lagi akan terbit katalog edisi khusus Manet Busana Muslim dalam rangka menyambut Ramadhan dan Idul Fitri.

Ini adalah edisi istimewa karena alasan tersebut di atas. Di samping itu tentu ada yang berbeda dari edisi sebelumnya.

Apa saja?

Tentu dari jumlah artikelnya pun akan jauh lebih banyak dibandingkan koleksi sebelumnya. Kurang lebih 50 model terbaru akan kami tampilkan, mencakup setelan, blus (rajut, woven, kaos), gamis, baju koko dan perlengkapan shalat (mukena).

Bagaimana dengan model atau disainnya?

Ya, dalam rangka menyambut bulan suci dan perayaan Idul Fitri nanti, Manet Busana Muslim menampilkan koleksi-koleksi yang dirancang secara khusus untuk menyambut hari-hari istimewa bagi umat muslim, khususnya para pemakai produk Manet, yaitu keluarga muda muslim Indonesia. Gambar ilustrasi adalah salah satu contohnya.

So, tunggu saja kabar selanjutnya dari kami. Insya Allah untuk edisi ini Manet akan tampil lebih prima untuk melayani ada semua.

Wassalamu'alaikum WW.

Manet Busana Muslim

Sunday, July 5, 2009

Menilik Pasar Busana Muslim Indonesia

Sebagai target pasar, Indonesia sudah tentu memiliki potensi besar, mengingat jumlah penduduk yang lebih dari 230 juta jiwa dengan tingkat pendapatan rata-rata sepanjang tahun sebesar USD2.271 atau setara Rp21,7 juta. Maka wajar jika banyak peritel dan pelaku mode yang menyasar pasar Indonesia.

Bagi dunia marketing, angka tersebut tentu fantastis karena pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur pasar. Secara teoretis, jika pendapatan naik, berarti daya beli masyarakat juga meningkat. Teori itu juga berlaku untuk industri mode. Pelaku fashion tentu tidak ketinggalan merayakan kesempatan untuk meningkatkan penjualan mereka. Tapi celah ini tidak hanya dimanfaatkan oleh pelaku mode lokal, melainkan juga peritel dan desainer asing, termasuk di antaranya Malaysia.

Memang, bila dibanding dengan peritel Eropa yang membidik target konsumen menengah ke atas melalui ragam busana kontemporer, peritel dan desainer Malaysia hanya memiliki sedikit "potongan kue". Namun "potongan kue" tersebut justru merupakan celah pasar yang sedang berkembang. Menurut Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Taruna K Kusmayadi, bisnis busana muslim di Indonesia memang semakin menjanjikan. Karenanya wajar bila banyak yang tergiur untuk menggaet konsumen Tanah Air.

"Bisnis busana muslim sekarang ini semakin menjanjikan, apalagi sekarang lebih banyak yang bisa digarap seperti busana muslim pesta (cocktail) dan juga busana pengantin muslim," ujar pria yang kerap disapa Nuna ini. Malaysia bergerak masuk melalui ajang Islamic Fashion Festival (IFF), yang sekaligus bertujuan membangun platform pusat busana muslim Asia di tiga kota, Jakarta, Kuala Lumpur, dan Dubai. Desainer-desainer Negeri Jiran yang beberapa waktu lalu sempat mempertunjukkan koleksinya di panggung Jakarta pun, tidak memungkiri potensi besar pasar Indonesia. Khoon Hooi, salah satu desainer muda asal Malaysia mengatakan bahwa Indonesia merupakan pasar yang sangat menggiurkan.

"Indonesia adalah negara yang memiliki target market potensial, terutama untuk busana muslim," ujarnya.

Karenanya, wajar bila Hooi tidak ragu menjejakkan kakinya di Indonesia untuk melebarkan sayap lini yang baru digarapnya setahun terakhir ini. Pendapat Hooi juga diamini oleh Melinda Looi. Desainer yang terkenal dengan moslem evening wear-nya ini juga tidak menampik bila kunjungan regulernya di setiap pergelaran IFF juga bertujuan lebih mendekatkan diri pada konsumen Indonesia.

"Saya mencoba menawarkan sesuatu yang berbeda untuk pasar Indonesia, busana muslim yang glamor tanpa kehilangan esensi anggun dan elegan," tuturnya.

Desainer Malaysia lainnya yang juga berusaha menarik minat konsumen Tanah Air adalah Dato Tom Abang Saufi, Atim Agoy, Hajaba, dan Khadani.

Ya, bagi peritel asing, Indonesia memang pasar yang tidak boleh dilewatkan. Namun, bagaimana dengan perkembangan pelaku mode dalam negeri? Nuna mengatakan, dilihat dari segi desain dan materialnya, Indonesia memang patut berbangga, terutama di ranah busana muslim karena Indonesia terbilang lebih maju dibanding negara serumpun. Kendati demikian, dari segi bisnis, industri busana muslim Indonesia belum sepenuhnya terbangun.

"Kalau dari sisi perkembangan mode, ya, fashion muslim di Indonesia sudah jauh lebih maju dibanding tahun 80 dan 90-an dulu, tapi jika berbicara mengenai perkembangan industrinya, kita belum sampai ke sana," terangnya.

Menurut Nuna, hal itu terjadi karena beberapa desainer busana muslim sendiri masih stagnan dengan rancangannya. "Mereka terjebak oleh pasar dan konsumennya sendiri. Di satu sisi, sebagai desainer, kita memang harus bisa mengikuti pasar, tapi di sisi lain hal itu bukan berarti kita harus terus-menerus memproduksi koleksi yang sama," papar Nuna. "Tapi sekali lagi, hal itu kembali pada masing-masing desainer," sambungnya.

Kendati demikian, Nuna yakin, suatu saat industri busana muslim Indonesia bisa sejajar dengan busana kontemporer.

"Namun, itu tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, desainer tidak bisa kerja sendiri, tentu butuh dukungan berbagai pihak, termasuk peran pemerintah yang menyadari bahwa ini merupakan lahan yang bisa digarap, karena industri busana muslim bisa sangat besar dan mendunia," tandasnya.
Sumber: Koran SI/Koran SI/tty

Friday, July 3, 2009

Grosir-grosir Online van Tenabang


Kamis, 02 November 2006, Sumber: Majalah SWA
Oleh : Sudarmadi/Afiff Maulana Dewanda.


Siapa bilang berbisnis secara online belum layak dilakukan di Tanah Air? Beberapa wirausaha muda dari Tanah Abang membuktikan: meski secara umum masyarakat Indonesia belum siap melakukan transaksi online, mereka sukses menjalankan bisnis via Internet ini. Tepatnya, mereka berdagang barang grosiran lewat Internet. Kiprah mereka, misalnya, bisa kita temukan di situs-situs e-commerce milik wirausaha muda asal Tanah Abang itu, antara lain www.grosirtanahabang.com, www.manetvision.com dan www.tanah-abang.com.


Lihatlah kiprah Badroni Yuzirman, pemilik situs www.manetvision.com dan pengelola situs komunitas TDA (www.tangandiatas.com). Badroni yang menjual baju Muslimah dan perlengkapan interior -- seperti taplak meja dan gorden -- dulu sempat punya kios di Blok A Tanah Abang. Namun, sejak kebakaran besar tahun 2004, ia tak lagi memilikinya. Maklum, pascakebakaran itu ia sempat dipindahkan ke Blok F yang sepi. Omsetnya menurun dan ia berkesimpulan, bisnisnya tak bisa berkembang jika hanya mengandalkan kios. Akhirnya Maret 2004, Roni -- panggilan akrabnya -- memutuskan hengkang dari Pasar Tanah Abang dan serius di bisnis grosir online yang sebenarnya sempat ia buka setahun sebelumnya.

Awalnya, Badroni sempat ragu, bisa sukseskah bisnis e-commerce-nya ini mengingat yang dijualnya adalah baju Muslimah. Maklum, kebanyakan pengakses Internet di Indonesia adalah laki-laki. Ternyata, respons pasar cukup lumayan. Walau benar kebanyakan netter adalah lelaki, tetapi ada kecenderungan mereka memesankan baju buat istri atau kerabat. Ia mencatat, kota-kota di pedalaman yang punya akses Internet, seperti Bontang, Sangatta, Muara Enim dan Tembaga Pura (kawasan Freeport), merupakan asal pembeli barang dagangannya.

Maka, setelah awalnya situs online-nya hanya dianggap sebagai penunjang kios, lama-kelamaan omset toko online ini malah menyaingi omset kios. Tak mengherankan, ia pun makin menekuni dunia online-nya itu. "Dari satu kali transaksi saja sudah ketutup biaya hosting dan domain yang Rp 500 ribuan itu," ujar Badroni. Menurutnya, ini berbeda jauh dari kiosnya yang harus sewa dua tahun ke depan dengan harga Rp 200 juta/tahun/kios - dan angka sebesar ini belum termasuk modal kerja, iuran dan stok barang.

Kini, situs e-commerce-nya, ManetVision.com, tetap fokus menjual busana Muslimah dan interior rumah. Busana Muslimah yang dijual antara lain gamis, setelan, blus, blus rajut dan jilbab, sementara bahan interior rumah yang dijual adalah sarung bantal kursi dan taplak meja. Saat awal diluncurkan Manetvision hanya berkapasitas konten 25 MB, sekarang diperbesar menjadi 100 MB. Cara order di ManetVision cukup mudah, yakni bisa lewat telepon, faksimile, SMS atau e-mail. Syarat minimum order pertama Rp 500 ribu -- sesudah diskon -- atau Rp 250 ribu untuk paket promo, dan ongkos kirim 100% ditanggung pembeli. "Saya cukup terbantu, hanya dengan melihat katalog di situs tersebut, saya bisa pesan sesuai dengan keinginan," ujar Susi Neliyanti, Agen ManetVision di Palembang yang biasa mengorder barang secara online.

Tiap bulan, situs ManetVision.com dikunjungi 500-1.000 pengakses, dan rata-rata 20%-nya mengorder. Konsumen ManetVision kebanyakan justru bukan dari Pulau Jawa, melainkan dari Papua, Sumatera (Lampung), Kalimantan (Banjarmasin), dan lainnya. Perbandingan pembeli dari Jawa dan luar Jawa adalah 20:80. Pembeli dari luar negeri juga ada meski tak banyak, khususnya dari Singapura, Malaysia dan Brunei. Yang menarik, meski kini bisnisnya murni online, penjualannya bisa mengimbangi waktu masih punya kios. Sebulan terjual 5-10 ribu potong busana Muslimah dengan rentang harga Rp 40-500 ribu - barang yang terjual kebanyakan berharga Rp 100-200 ribu. Dan, yang pasti, kini biaya operasional Badroni jauh lebih murah karena ia tak harus sewa kios yang besarnya ratusan juta.

Tak hanya Badroni yang sukses di bisnis grosir online. Contoh lainnya, Hasan Basri (36 tahun), pemilik situs GrosirTanahAbang.com. Hasan sehari-hari sebenarnya bekerja sebagai Manajer Proyek Siemens, tetapi ia tertarik berwirausaha. Maka, ia berpikiran memiliki bisnis sendiri yang tak mengganggu pekerjaan tetapnya. Februari 2006, Hasan dan rekan-rekannya mendirikan GrosirTanahAbang.com. Sebelumnya, ia telah memiliki kios di Metro Tanah Abang (Lantai 4 Blok A/128). Kini tokonya dikelola salah seorang rekan bisnisnya, sedangkan ia dan seorang kawannya yang lain mengelola bisnis online-nya.

Tokonya, baik yang offline maupun online, membidik segmen pedagang grosir daerah. Barang yang dijual adalah jaket (75%), kaus dan kemeja. Semua untuk pria. Harganya bervariasi, dari Rp 24 hingga 85 ribu per potong. Untuk situs e-commerce-nya, ia memilih nama GrosirTanahAbang.com karena ingin mendompleng ketenaran Tanah Abang sebagai pusat grosir murah. Ternyata, bisnis Hasan dkk. berjalan baik dan kini ibarat tinggal memetik buah. Waktu awal berdiri situsnya hanya dikunjungi 20-40 orang per hari, kini minimal 50 orang per hari. "Dari jumlah itu, 15%-nya order. Mereka yang order adalah kalangan agen, jadi belinya partai besar," kata Hasan. Per bulan, omset Hasan dkk. bisa mencapai 60 lusin. Berapa rupiah yang diperolehnya? Pokoknya, menurut Hasan, tiap bulan jatah bagi hasil bersih untuk masing-masing pengelola bisa di atas belasan juta rupiah.

Hasil itu tentu amat menarik karena modal awal untuk membuka toko online diakui Hasan hanya kecil. Untuk menyewa nama domain situs, cukup Rp 150 ribu/tahun. Adapun hosting-nya Rp 50 ribu/bulan untuk kapasitas 100 MB. Jauh selisihnya dari modal yang ditanam di toko offline-nya. Meski tidak membayar pegawai toko, rata-rata biaya operasional kios (listrik dan abonemen) per bulan Rp 550 ribu. Hanya saja, Hasan mengakui toko offline-nya tidak ia tutup untuk mengantisipasi pengunjung toko online yang tidak percaya pada kualitas barang.

Nama lain yang juga sukses berdagang grosir via ranah Internet adalah Viriya Jo, pemilik situs Tanah-Abang.com. Situs ini menjual pakaian wanita dari jenis kaus, jaket, manset, rajut, jins, busana Muslim dan baju tidur.

Bila diamati, mereka yang sukses memang menjaga kualitas produk dan delivery-nya, sehingga order via online benar-benar dipenuhi dengan spesifikasi yang diminta. Termasuk, memberikan garansi bila barang kiriman cacat. Selain itu, mereka cukup rajin mempromosikan produk dan situsnya.

Baik Badroni maupun Hasan sering mempromosikan situsnya di milis-milis dan di iklan online gratis, seperti situs Google dan beberapa situs lokal. Pokoknya, setiap ada kesempatan di media online gratis yang menarik untuk beriklan, mereka akan memanfaatkannya. Hasan bahkan juga mempromosikan situsnya di situs berbayar. Dalam berpromosi, ia berprinsip: harus legal, gencar dan konsisten. Maksudnya, legal karena bukan berupa spam, gencar berpromosi di banyak tempat, dan dilakukan konsisten setiap hari. "Rata-rata toko online itu baru dikenal orang setelah kami dua bulan berpromosi. Itu pun belum tentu terjadi pemesanan," kata Hasan yang kini juga mengembangkan situs Asmat.biz (menjual barang kerajinan suku Asmat) dan Seminar-support.com (jasa pendidikan dan seminar). Ke depan, Hasan berniat menambah lini bisnis online-nya dan akan mengambil grosir komoditas tertentu, seperti sepatu dan aksesori. "Saya sedang berencana membeli domainnya," ujarnya lagi.

Nah, siapa lagi mau menyusul berdagang secara online seperti mereka?

URL : http://www.swa.co.id/swamajalah/tren/details.php?cid=1&id=5109


Wednesday, July 1, 2009

Manet Busana Muslim Plus, Usaha Pantang Menyerah Badroni Yuzirman

Oleh: Restituta Ajeng Arjanti

Manet Busana Muslim Plus sudah berdiri sejak tahun 2001. Kendati demikian, bukan berarti bisnis milik Badroni Yuzirman ini berjalan mulus sejak awal pendiriannya.

“Manet berdiri tahun 2001, di Tanah Abang. Modal pendiriannya sekitar Rp90 juta,” kata Roni, sapaan akrab Badroni. Saat itu, produk yang dijualnya adalah perangkat-perangkat interior rumah seperti taplak meja makan dan sarung bantal. Pada 2002, dia mulai menyediakan busana muslim di tokonya itu. Badai besar melanda bisnis yang dikelola Roni pada tahun 2004. Semua tokonya di Tanah Abang, jumlahnya ada tiga, terpaksa ditutup karena bangkrut.

Online dan Direct Marketing

Tak putus asa, pada bulan Maret 2004, Roni memulai lagi usahanya dari nol. Kali ini, garasi rumahnya yang dijadikannya tempat usaha. Belajar dari pengalaman di masa lalu, Roni mengubah konsep bisnisnya.

Alih-alih membuka toko offline, dia memutuskan untuk mengandalkan internet dan menerapkan konsep direct marketing untuk menjalankan Manet. Alasannya, bisnis direct marketing dan jalur online jauh lebih praktis serta cepat dan efisien, cocok untuk diterapkan di kota seperti Jakarta yang rawan kemacetan.

Dengan konsep bisnis yang baru, Manet Busana Muslim Plus menjalin kerja sama dengan para distributor sebagai mitra pemasarannya. Asal Anda tahu, kata “Plus” diambil Roni untuk melengkapi nama usahanya sebagai diferensiasi. “Plus ini juga dimaksudkan bahwa range produk Manet cukup luas,” jelasnya. Saat ini, Manet menyediakan beragam jenis busana muslim untuk pria dan wanita, yang juga terbuat dari beragam bahan.

“Produk Manet mencakup busana wanita seperti blus, setelan, dan gamis dari bahan katun, kaos, atau rajutan. Selain itu, busana pria, perlengkaan sholat seperti mukena, serta aksesoris dan jilbab juga ada,” tambahnya. Diferensiasi produk ini, disampaikan Roni, sejalan dengan misinya sejak awal mendirikan usaha, yakni menjadikan Manet sebagai pilihan utama keluarga muslim Indonesia.

Memilih Jadi Pengusaha

Roni mengakui, banyak tokoh bisnis dari luar negeri yang menginspirasinya menjadi seorang pengusaha. “Inspirasi saya dari mana-mana, terutama pelaku bisnis dari luar negeri seperti Mark G. Nolan, Brad Sugars, Jay Abraham, Jay Conrad Levinson, dan Michael Gerber,” tutur Roni.

Jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti angkatan '92 ini belum pernah mencicipi pengalaman bekerja dengan orang lain. Sejak kecil, jiwa enterpreneur sudah dimilikinya. Pengalaman wirausaha sudah dimulainya sejak kelas 5 SD, saat ia menyewakan buku-buku koleksi dari perpustakaan pribadinya. Di kelas 6 SD, Roni menerbitkan koran kecil yang ditulisnya sendiri, lalu difotokopi dan dijual pada teman-teman sekolahnya.

Bersama beberapa rekannya, Roni juga pernah mendirikan beberapa bisnis, seperti pabrik roti, toko alat tulis kantor (ATK), usaha ekspor kayu jati, dan sekolah komputer. Selain itu, dia pun pernah bergabung dengan beberapa perusahaan MLM. Yang terakhir ini diakui Roni banyak memberinya pelajaran.

7 Resep Sukses

Hingga saat ini, kata Roni, belum ada kendala berarti yang dihadapinya. “Kecuali manajemen internal yang perlu terus ditingkatkan,” katanya. Dia sendiri banyak mempromosikan Manet melalui iklan di media massa dan internet.

Promosi di internet banyak dilakukan Roni lewat blognya, www.roniyuzirman.com. Blog yang dibangunnya sejak November 2005 itu juga jadi alatnya berbagi pengalaman mengelola Manet. Selain itu, Roni juga aktif di dunia maya dan membangun komunitas online www.tangandiatas.com sebagai ajang berbagi pengalaman berbisnis para anggotanya.

Dukungan dari tokoh motivator seperti Tung Desem Waringin juga dianggapnya sebagai promosi yang bagus untuk Manet. “Manet jadi contoh kasus di bukunya, Marketing Revolution, di halaman 210-216,” kata Roni. Atas kegigihannya, ayah dari Vito Ramadhan dan suami dari Ely Febrita ini pernah mendapat penghargaan SWA Enterprise 50, pada tahun 2006.

Apa resep sukses yang jadi pegangan Roni? “Saya ada tujuh resep sukses yang telah teruji. Saya singkat jadi 'RBDSAP', kepanjangan dari reason, belief, dreams, strategy, action, persistence, and pray,” paparnya.

Roni menyampaikan, untuk sukses, setiap orang harus punya alasan yang kuat, keyakinan yang mantap, impian yang tinggi, strategi yang bagus, tindakan yang masif, keuletan dan kegigihan, serta doa, keikhlasan dan kepasrahan pada Allah SWT.

Sumber: QBHeadlines.com

Monday, June 29, 2009

Ingin Menjadi Mitra Reseller Manet Busana Muslim?

Caranya gampang, silakan SMS nama dan alamat lengkap ke 0812 9097 357 (SMS only). Katalog dan penjelasan bisnisnya akan kami kirim ke alamat anda.

Jika anda ingin berbelanja langsung via online, bisa bertransaksi melalui situs kami di www.manetvision.com, di sana sudah tersedia shopping cart dan petunjuk berbelanja. Diskon 30% akan diberikan jika anda berbelanja minimal Rp. 1 juta atau di bawah Rp. 5 juta (netto), 40% jika berbelanja di atas Rp. 5 juta dan 50% untuk pembelian di atas Rp. 20 juta. Pembelian bisa dihitung sekaligus atau secara akumulatif bulanan dan penambahan diskon akan diberlakukan di bulan berikutnya

Untuk informasi lebih lanjut silakan kontak customer service kami di hari dan jam kerja melalui Yahoo! Messenger dengan ID manet_vision2 atau telepon 0812 100 8167, 021 723 4326/7.

Terima kasih.

Manet Busana Muslim

Hari Ini, Pemotretran Manet Busana Muslim Edisi Lebaran

Pagi ini pemotretan untuk katalog Manet Busana Muslim edisi lebaran akan dilaksanakan. Tak kurang 50 koleksi terbaru akan difoto meliputi setelan, blus, gamis, baju koko dan koleksi mukena.

Kami berharap hasil karya ini bisa diterima oleh khalayak peminat busana muslim di Indonesia, khususnya para pelanggan setia Manet Busana Muslim. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar.

Katalognya sendiri insya Allah akan terbit di pertengahan bulan Juli nanti dan juga akan langsung kami update di situs kami.

Rupanya, postingan tentang koleksi Manet Busana Muslim yang akan ditampilkan di majalah Paras itu telah memancing rasa penasaran para pelanggan kami. Bahkan ada yang datang khusus untuk menanyakan langsung seperti apa koleksi yang akan tampil nanti. "Terpaksa" kami pun "membuka rahasia" dengan memperlihatkan sampel produk yang sedang diproduksi itu.

"Ooo... seperti ini. Wah ini memang lagi tren. Ini bakal laku", demikian komentarnya.

Insya Allah. Amiin... Kami senang menerima komentar ini.

Tim disainer Manet Busana Muslim memang selalu berupaya untuk mengikuti tren apa yang sedang terjadi saat ini, baik itu tren disain, bahan, detil dan warna yang sedang digemari masyarakat, sesuai dengan taglinenya: "Aktif dan Dinamis."

Wassalamu'alaikum Wr. Wb,

Manet Busana Muslim

Thursday, June 25, 2009

Maaf, Produk yang Akan Tampil di Paras Belum Tersedia Saat Ini

Ass WW, halo manet sy g sabar lagi nunggu majalah paras untuk edisi bulan depan.

Oh ya untuk manet edisi terbaru saya harap saya tidak akan kehabisan barang Manet lagi, utk itu sy mohon jika barangnya Sudah di produksi agar secepatnya di informasikan segera kepada kami, ok?

Sukses terus buat Manet.

Kami menerima beberapa email seperti ini sejak kemarin. Sebagian besar ingin tahu dan tertarik untuk memesan produk busana muslim Manet yang ditampilkan di majalah Paras nanti.

Email-email tersebut memaksa kami untuk mengadakan meeting singkat membahas keempat model tersebut. Sebab, kami khawatir nanti permintaan akan tinggi sekali sedangkan stok tidak mencukupi. Dari informasi pihak majalah, masalah seperti ini sering terjadi.

Saat ini keempat model tersebut sedang diproduksi dan insya Allah akan dipasarkan pertengahan bulan Juli nanti. Majalah Paras Edisi Khusus itu sendiri akan terbit di akhir bulan Juli.

Jadi, supaya aman, saran kami sebaiknya anda yang tertarik harap memesan sebelum produk itu muncul di majalah yang menurut perkiraan kami akan direspon oleh pembacanya sekitar bulan Agustus. Kami tidak bisa menjamin produk tersebut tersedia dengan cukup karena kami belum bisa memprediksi fluktuasi permintaan nantinya.

Sekedar informasi, aktivitas produksi di bisnis busana muslim pada bulan-bulan tersebut sedang tinggi-tingginya, sehingga kami tidak leluasa memproduksi seperti bulan-bulan sebelumnya. Sebagaimana diketahui, produk-produk tertentu di Manet selalu habis dalam waktu tidak terlalu lama. So, sebaiknya anda bergerak cepat. Insya Allah informasinya akan selalu diupdate melalui blog ini atau Twitter.

Wassalam,

Manet Busana Muslim

Wednesday, June 24, 2009

Mohon Maaf, Pelayanan Hari Ini Terganggu karena Pemadaman Listrik

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Mohon maaf atas ketidaknyamanan pelayanan Manet hari ini karena sedang terjadi pemadaman listrik di kantor kami sejak pagi.

Alhamdulillah, pukul 14.30 listrik sudah hidup kembali dan kami dapat melayani seperti biasa.

Terima kasih atas perhatian dan pengertiannya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Management Manet Busana Muslim

Tuesday, June 23, 2009

Koleksi Manet Akan Tampil di Majalah Paras Edisi Khusus

Manet turut berpartisipasi menampilkan koleksi-koleksi terbarunya bersama beberapa merek busana muslim lainnya pada edisi khusus majalah Paras yang akan terbit bulan Juli nanti, . Edisi khusus ini memang dibuat dalam rangka menyambut Idul Fitri nanti.

Saat pengambilan foto kemarin, Manet menampilkan 4 koleksinya yang rancak dan anggun dipakai di hari raya. Ingin tahu modelnya seperti apa? Harap bersabar ya. Majalahnya baru akan terbit di bulan Juli nanti. Produknya sendiri masih dalam tahap produksi.

Tidak mudah untuk menentukan model mana yang akan ditampilkan. Tim Manet harus berdiskusi dulu dengan tim Paras dalam menentukan pilihan mana yang cocok untuk dipotret. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan diputuskanlah empat model itu untuk dipotret.

Kendala lain muncul lagi. Ternyata modelnya tinggi banget, 177 cm. Biasanya model paling tinggi yang dipakai Manet adalah 175 cm. Wah, harusnya ada fitting model dulu sebelumnya. Nah, di sinilah kepiawaian model dan fotografer ditantang untuk mengambil pose yang menarik dan tidak terlihat janggal. "Hal seperti ini biasa terjadi kok", ujar fotografernya.

Sudah selesai masalahnya? Belum. Hasil pemotretan pertama dinilai gagal. Bahan satin dari baju yang dipakai ternyata banyak berkerut sehingga kurang bagus kelihatannya. Harus disetrika ulang. Kami pun minta waktu untuk mensetrika kembali dan difoto ulang. Untung model dan fotografernya cukup sabar dan pengertian.

Alhamdulillah, proses pemotretan kemarin berjalan lancar dan kami pun pulang dengan perasaan lega sambil berharap mudah-mudahan hasil tampilannya di majalah nanti sesuai harapan dan tentu saja direspon dengan positif oleh pembaca.

NB: Maaf, foto pemotretan kemarin tidak ada karena kamera kami sedang rusak... Jadi, pakai ilustrasi yang ada aja ya...

NB 2: Ini sudah tradisi di Manet, setiap model yang ditampilkan di majalah selalu habis dipesan dalam waktu tidak lama. So, kalau anda tertarik, sebaiknya segera memesan. Hehe...

Tuesday, June 16, 2009

Tips Memilih Busana Muslimah

Panduan ringan bagi anda dalam memilih busana muslimah.

Memenuhi syarat
Bila judulnya saja sudah ‘busana muslimah’, sudah pasti harus memenuhi kaidah yang disyaratkan dalam Islam. Perhatikan panjangnya yang harus menutupi seluruh aurat, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, kecuali telapak tangan dan wajah. Pilih juga yang bahannya tidak terlalu tipis agar tidak tembus pandang, serta tidak terlalu ketat sehingga lekuk kurva tidak menonjol.


Sesuaikah?
Busana muslimah kini tidak lagi terbatas modelnya. Tren busana muslim nan cantik dengan payet dan mote kerap menawan hati. Tapi gelap mata hanya karena apiknya busana tersebut. Kalau busana yang Anda butuhkan adalah busana rumah, carilah yang simple. Hal ini berbeda lagi bila Anda mencari busana muslimah untuk kerja atau pesta. Untuk busana kerja, pilih warna lembut dan netral. Sedangkan untuk busana pesta, tidak ada salahnya bila Anda ingin memilih model yang lebih ‘ramai’, misalnya dengan payet, mote, ataupun berbahan mewah.

Nyaman

Bahan mewah untuk busana pesta bukan berarti pilihan jatuh pada bahan yang tebal dan panas. Pilih bahan yang lentur, berat tetapi tidak jatuh. Bahan seperti viscose, sutra dan katun akan membuat Anda tampil apik dan tetap merasa nyaman.

Mainkan warnanya
Busana muslim yang hanya terdiri dari warna-warna dasar, seperti hitam, coklat ataupun biru gelap? Maaf saja, tapi itu sudah out of date. Jangan ragu untuk memilih warna cerah atau sedikit bereksperimen dengan perpaduan warna busana dan kerudung.

Kerudung
Untuk pilihan kerudung, kenakan hanya yang satu warna alias polos bila Anda mengenakan busana dari bahan bergaris atau corak, pilih yang berbahan tipis dan jatuh. Pilihan model kerudung pun kini beragam, Anda hanya tinggal memilih yang sesuai dengan busana. 'kepang', model 'lilit', sampai yang model ‘tumpuk’ akan semakin membuat penampilan Anda cantik.

Serigala

Ini adalah kutipan dari kisah hebat dari suku Navajo yang saya dapatkan dari buku The Five Secrets You Must Discover Before You Die, dari John Izzo Ph.D.

Seorang lelaki tua dari suku Navajo bertutur kepada cucunya tentang pertarungan sengit yang sangat dahsyat terjadi setiap hari di dalam dirinya. Ia merasa di dalam dirinya ada 2 serigala yang sangat buas.

Serigala pertama adalah serigala yang menjelma dalam bentuk amarah, iri dengki, kesedihan, penyesalan, ketamakan, kesombongan, perasaan sengsara, rasa berdosa, kemarahan, rasa rendah diri, kecongkakan, tak punya nyali untuk memperbaiki diri, rasa takut untuk berjuang mengejar kesuksesan, takut membuktikan dan membela kebenaran, takut belajar dari kisah perjalanan hidup orang lain dan belajar dari cermin batin dan mata hati orang-orang itu, dan banyak memakai alasan yang penuh kebohongan.

Serigala kedua adalah serigala yang sangat baik. Dia adalah penjelamaan rasa bahagia, kedamaian, cinta kasih, harapan, keteduhan jiwa, kerendahan hati, kebajikan, empati, kepedulian terhadap orang-orang yang telah menolong kita, kerelaan untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain, dan kesadaran bahwa takdir kita ada dalam genggaman kita sendiri.

Cucunya memikirkan perkataan lelaki itu dan lalu bertanya: "Tetapi bagaimana, kakek, serigala mana yang menang?"

Kakeknya menjawab, "Serigala yang kuberi makan."

Salam SuksesMulia

Wassalam,

Roni Yuzirman

Selamat Jalan, Selamat Menempuh Hidup Baru Mbak Sari...

Manet harus melepas salah satu anggota tim terbaiknya, Mbak Sarimah (berdiri, berjilbab krem). Mbak Sari - demikian ia biasa dipanggil - akan menikah dan tinggal di kampungnya di Serang, Banteng.

Mbak Sari yang selama ini bertanggung jawab di gudang dan menyiapkan pesanan ini dikenal ramah dan "heboh". Ya, heboh karena suka bercerita soal apa pun. Meski begitu, Mbak Sari selalu bersemangat dalam bekerja dan cepat menyelesaikan segala sesuatunya. Ia sering menegur rekannya yang dirasa lambat dan kurang rapi dalam bekerja.

Dengan berat hati dan tak sedikit dari tim Manet yang menitikkan air mata melepas kepergiannya. Selamat jalan, selamat menempuh hidup baru Mbak Sari. Semoga kado dari kami bermanfaat ya...

Salam hangat dari Keluarga Besar Manet

Pebisnis Tangguh Bertemu Perancang Kondang

Apa jadinya jika pebisnis busana bertemu dengan perancang kondang? Seru-seru saja. Itulah yang terjadi pada Roni Yuzirman pemilik Manet Busana Muslim dan Itang Yunaz, sang perancang kondang. Ini dia ceritanya!

Kedua orang itu "kebetulan" bertemu saat sama-sama menjadi narasumber acara Welcome to BCA di Metro TV. Itang Yunaz mewakili pebisnis busana Muslim secara offline, sedangkan Roni Yuzirman mewakili pebisnis online. "Atau yang lebih dikenal dengan New wave marketing," ujar Roni di blognya http://www.roniyuzirman.com saat menyebut istilah besutan Hermawan Kartajaya itu.

Pebisnis ketemu pebisnis, jadinya ya ngomong bisnis. "Peluang bisnis busana Muslim itu besar sekali. Bayangkan, jumlah penduduk Indonesia lebih dari 200 juta dengan penduduk Muslim 90%".
"Tahun lalu produk saya terjual sampai 1 juta potong", ujar Itang pembesut baju koko merek Preview ini. "Bahkan satu orang pelanggan saya dari Bandung meraih keuntungan sampai 3 miliar dalam sebulan". Silahkan Anda hitung sendiri, berapa keuntungannya dalam sebulan.

Merek besutan Itang itu memang laris manis di seluruh pelosok Indonesia. Desain khas dan pembentukan image positif karena dipakai pula oleh Uztadz Jeffry Albuchori dengan sederet artis lain membuat merek Preview menempel dibenak pemakai busana Muslim. Apalagi harganya juga menarik. rata-rata Rp 125. 000 per potong baju koko.

"Waktu saya di Mekkah, subhanallah banyak sekali jamaah memakai baju saya", ungkap Itang yang ternyata nama aslinya adalah Yuzirwan. Nama belakang yang nyaris sama dengan Roni Yuzirman, pendiri komunitas TDA ini.

Selain di retailer besar, baju koko besutan Itang Yunaz juga bergerilya di pasar grosir Tanah Abang. Baju koko yang juga menjadi salah satu bisnis Manet Busana Muslim, harganya sedikit diatas merek Preview, milik Itang yang dibandrol sekitar Rp 170.00. Perbedaan harga itulah yang justru membuat sang perancang busana Muslim terkesan.

"Nanti Mas Roni akan saya buatkan disain khusus", ujar Itang. Bagaimana jadinya desain itu? "We'll see what happen next," tandas Roni di blognya.

Sumber: www.tangandiatas.com

Tips Merawat Busana Berwarna Putih

Perawatan dan penyimpanan yang benar dapat memperpanjang ‘usia’ busana Anda sehingga dapat sekalian berhemat. Berikut ini tips yang dapat anda lakukan:

1. Dalam proses pencucian, pisahkan busana putih dari busana berwarna untuk menghidari adanya pelunturan warna. Peras kemeja dengan tangan atau mesin dan gunakan gantungan ketika menjemur kemeja

2. Untuk kemeja putih dari bahan katun dan kinen, rendam dalam deterjen, kucek dengan lembutbagian yang kotor seperti kerah, bagian ketiak dan ujung lengan hingga kotoran hilang

3. Busana putih sangat rentan terhadap kelembapan, yang menyebabkan jamur dan noda kekuningan pada kain. Untuk menghindarinya, beri kamper pada almari dan keluarkan busana putih Anda yang tidak terpakai, sebulan sekali untuk diangin-anginkan

4. Hindari penggunaan plastik untuk membungkus busana putih karena akan mempercepat proses penguningan akibat efek panas yang ditimbulkan.Gunakan pembungkus yang terbuat dari bahan kain

5. Jika busana Anda terlanjur bernoda kekuningan. Untuk menghilangkannya, rendam busana dalam larutan pemuti, kemudian rendam dalam air hangat yang telah diberi detergen. Maka busana Anda akan kembali putih cemerlang seperti baru.

Semoga bermanfaat

Customer Service Manet Busana Muslim

Monday, June 15, 2009

Berbusana Muslim ke Kantor

Masalah busana untuk ke kantor bagi Anda yang berkerudung mungkin jadi hal yang membingungkan. Bagaimana mengenakan busana yang santun dan tetap terlihat chic? Yang sudah bertahun-tahun bergelut di dunia kerja pun, masih sering bingung memadukan busana kantor dan kerudungnya.

Mungkin sedikit tips ini bisa membantu. Ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan untuk penampilan yang chic ke kantor, yaitu bahan dan motif busana, model dan tentunya penutup kepala Anda, alias kerudung.

l Bahan dan Motif

Pilih busana yang terbuat dari bahan nyaman, dalam artian bahannya tidak terlalu 'berat' dan tidak mudah kusut. Kemeja katun yang menutupi pinggul dengan belt kecil sebagai aksen bisa jadi pilihan selain tunik.

Warna-warna netral akan membuat Anda tampak lebih elegan. Pilihan bisa dijatuhkan pada krem, hitam, coklat, abu-abu ataupun biru tua.

Sebaiknya hindari motif floral untuk busana muslim ke kantor. Motif polos dengan warna tegas akan memberikan kesan lebih professional dan juga mudah untuk di-mix-and-match.

2 Model

Pilih celana panjang palazzo atau model pipa dan padukan dengan atasan tunik. Bisa juga dipadukan dengan blazer atau cardigans.

Bila ingin tampil manis, kenakan camisole untuk lapisan dalamnya.

Selain celana, bila Anda ingin mengenakan rok, pilih saja yang panjang dengan lingkaran tidak terlalu lebar.

3 Penutup Kepala

Untuk penutup kepala, sebaiknya juga hindari motif yang ramai. Tidak harus yang polos, karena bagaimana pun Anda tetap butuh variasi agar tidak terlihat membosankan. Pilih saja yang ada sedikit motif di tepinya.

Pilih warna yang lembut. Sebaiknya hindari warna putih polos karena akan membuat Anda terlihat seperti memakai seragam murid madrasah. Selain itu juga cepat kotor.

4 Aksesoris dan teman-temannya

Untuk pilihan tas dan sepatu, Anda bisa menyesuaikan tone warnanya dengan busana yang Anda kenakan. Usahakan tone warnanya tidak 'lari' jauh dari paduan busana atau paling tidak, warnanya senada dengan motif yang menghias busana Anda.

Oke, sekarang sudah siap kan?